Apa Sih DIY (Do It Yourself) itu?
DIY ini bukan singkatan dari Daerah Istimewa Yogyakarta lho... tapi merupakan singkatan dari Do It Yourself. Apa sih maksudnya Do It Yourself?? ya kita berusaha untuk mengerjakannya sendiri.
Akhir – akhir ini seringkali kata DIY atau kepanjangannya Do
It Yourself tidak asing terdengar di telinga kita. Berbagai produk dengan hasil
yang kreatif bisa menjadi nilai tambah baik untuk kebutuhan primer ataupun
sekunder. Namun apakah anda pernah tau apa arti DIY itu sendiri? Pernahkah anda
melakukan aktifitas DIY ini?
Kata DIY yang kependekan dari Do It Yourself dalam Bahasa Indonesia
memiliki arti “lakukan sendiri”. Kata atau aktifitas ini sudah lama digunakan
secara umum sejak tahun 1950 di Amerika Serikat. Pada dasarnya, kata ini
ditujukan untuk aktifitas yang mandiri mengarah kepada kegiatan membangun,
merakit, membuat sendiri tanpa bantuan tenaga ahli atau professional. Contoh
dari kegiatan tersebut adalah hal-hal yang berpengaruh pada kehidupan
sehari-hari yang mudah seperti membetulkan saluran air yang tersumbat,
membetulkan atap, merakit barang yang dibeli di toko bangunan bahkan membangun
sebuah tempat tinggal dengan tujuan hemat biaya karena jika menggunakan jasa
akan memakan biaya yang cukup besar terutama di daerah perkotaan sehingga dapat
memaksa seseorang untuk mandiri melakukan berbagai hal sendiri.
Masyarakat di NZ sini sering
berusaha untuk mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Seperti misalnya
mengganti shower atau vanity, membuat deck di rumah, atau juga membetulkan
mobil dalam hal yang mudahnya saja tentunya. Kenapa sih mereka terbiasa untuk melakukan
DIY ini?? Hal pertama mungkin karena mahalnya biaya buruh di sini, sehingga
mereka sudah terbiasa untuk mencoba membetulkan atau melakukannya sendiri.
Karena sudah terbiasa dan bisa membetulkan atau melakukannya sendiri sehingga
otomatis mereka dapat merasakan kemandirian dalam diri mereka.
Pada awalnya, Saya sendiri
pun bukanlah orang yang terlalu mau melakukan DIY ini tapi karena keadaan yang
membuat saya harus melakukannya. Seperti misalnya memotong rumput rumah, ini
adalah hal mudah untuk dilakukan jadi kenapa harus menyuruh dan membayar orang
lain utnuk melakukannya. Membongkar pasang kunci rumah, mengecat pagar rumah
atau membetulkan vanity/westafel yang mampet juga pernah saya lakukan. Awalnya
sih males..tapi lebih males lagi harus bayar NZD 70 hanya untuk membetulkan
westafel yang mungkin hanya tersumbat saja. Ternyata setelah saya buka
pipa2nya...dugaan saya benar...hanya mampet saja. Hanya membutuhkan waktu 15
menit...westafelnya sudah beres lagi. Wah senangnya bukan main...karena gak
usah keluar uang dengan sia2 hehehe.
Memang tidak semua bisa
melakukan DIY karena dalam beberapa hal dilarang karena faktor keselamatan.
Misalnya tidak semua di ijinkan untuk memasang atau menginstal saluran listrik
sendiri, harus electrician yang mengerjakannya. Sebenarnya sih bukannya tidak
boleh...tapi karena taruhannya nyawa orang maka lebih baik di serahkan saja
kepada ahlinya.
Bagaimana kita bisa menjadi handyman begitu??
Sekarang ini jamannya modern dan komputerisasi, jadi kita bisa belajar secara
free dan online dari beberapa website yang sangat membantu. Misalnya untuk bisa
memasang tile (ubin) kita tinggal ketik di google dan akan muncul di sana
caranya dan kita bisa melihat video saat mereka memperagakannya pula.
Jadi, dengan memanfaatkan DIY
ini, kita bisa menjadikannya sebagai awal perjalanan kita dalam dunia perdagangan,
kita juga bisa melihat sejauh mana kemampuan kreatifitas kita dalam menciptakan
sesuatu yang unik.
TRims :)
BalasHapus